#STOPbasabasibodi – Membangun Percakapan Lebih Bermakna Tanpa Mencela Raga dan Menyakiti Rasa

18.8.18




Halo, Kawans!

Bagaimana kamu memperingati Hari Kemerdekaan kemarin? Apakah kamu ikut lomba-lomba seru di kompleks atau kantor? Apakah kamu ngedumel karena harus bangun pagi di tanggal merah untuk ikut upacara? Atau apakah kamu terpukau sama prosesi upacara di Istana Merdeka yang ditayangkan di televisi?

Bagaimanapun caramu merayakan hari jadi negara kita yang ke-73, semoga apa yang kamu lakukan adalah sebuah penghargaan atas kemerdekaan yang patut disyukuri.

Saya sendiri membuat sebuah langkah spontan yang semoga bisa membawa manfaat bagi negeri ini, khususnya bagi kaum wanita.

Berawal dari sebuah Facebook post di laman mentor menulis saya, Mak Hanny Dewanti yang baru saya baca kemarin pagi. Mak Oney – begitu ia akrab dipanggil – menyoroti sebuah kejadian yang sontak membuat saya geram sekaligus miris.


Kisah ini menimpa salah satu novelis populer Indonesia, Ika Natassa. Saya memang bukan penggemar karyanya, namun tetap saja ini tidak membuat saya membenarkan apa terjadi padanya. Ada seseorang (anonim pula) yang menyinggung mengenai Ika yang dicela “fisiknya tidak secantik tokoh fiksi yang ditulisnya”. Saya masukin ya gambarnya di sini, diambil dari Facebook post Mak Oney, yang ternyata screenshot dari Instagram story Ika Natassa.





Amarah dan kekecewaan saya membuncah. Jujur saja, dengan kemerdekaan yang sudah kita miliki lebih dari tujuh dekade, ternyata wanita Indonesia belum sepenuhnya merdeka dari stigma dan penghakiman orang lain. Pahitnya, orang lain itu adalah sesama wanita.

Saya sontak pula teringat salah satu buku non fiksi terbaik yang saya baca tahun ini, Imperfect karya Meira Anastasia. Buku ini mengangkat tentang perjuangan Meira membangun kepercayaan diri dan positive body image setelah mengalami body shaming, baik di masa lalu hingga masa kini. Sebagai istri Ernest Prakasa, Meira sering mendapatkan cemoohan dari netizen maha benar yang berekspektasi konyol “seharusnya istri Ernest bisa lebih menarik dipandang mata”.

Saya rekomen banget baca buku ini supaya kamu juga dapat pandangan lebih luas mengapa body shaming ini hama yang harus diberantas!

Well, saya sendiri juga mengalami body shaming sejak kecil sampai sekarang. Mungkin kamu juga mengalami hal yang sama.

Saya dulu kurus banget, dengan nafsu makan luar biasa. Jadilah dituding cacingan, bulimia, you name it. Begitu kuliah, badan saya bisa lebih berisi, langsung dituding di bagian perut buncit. Sekarang, karena perut saya masih saja membusung, suka sebel kalau dikira hamil. Begitu tahu saya enggak hamil, eh jadi dikomentarin masalah perut, hedehhhh!

Dan saya kemarin spontan menyadari, awal body shaming sering banget datang dari kalimat pembuka percakapan yang niatnya basa basi, tetapi malah jadi BASI beneran.

“Eh, kamu kok kurus banget sih?”
“Kamu gemukan ya?”
“Jarang olahraga ya? Buncit dan gombyor banget badan.”
“Kok udah lama lahirannya, masih gede aja badannya?”

*OTOMATIS BERUBAH HIJAU, BESAR, DAN KEKAR KAYA HULK*

Jadi, kemarin saya – dengan kemampuan desain pas-pasan dan bermodal Canva – langsung membuat sebuah gerakan sederhana. Namanya #STOPbasabasibodi, tagline-nya Mari mulai bicara, tanpa mencela raga. Tujuannya, saya ingin mengajak kita bikin percakapan bermutu, dimulai dari opening line yang enggak menyinggung fisik lawan bicara.



Frankly speaking, mencela fisik seseorang sering dianggap sebagai lelucon yang menyenangkan. Makanya cela-celaan fisik masih jadi salah satu bahan lawakan yang digemari di Indonesia. Padahal, kata-kata yang awalnya kita lontarkan dalam konteks bercanda, rupanya bisa membekas bagi mereka yang mendengarnya.

Curcol lagi, saya sempat sebal sama kacamata. Gara-gara sering dihina “mata empat” dan dibilang kacamata bikin saya makin culun, saya dulu gemes banget pengin buru-buru pakai lensa kontak. Akhirnya, saya jadi pemakai lensa kontak sejak tingkat 3 kuliah. Awalnya karena kacamata saya retak dan kacanya nyaris masuk mata waktu tanding basket. Kemudian, si kacamata lama-lama suka ganggu kalau saya praktikum di lab (suka berembun karena keringat).

Tapi, setelah melahirkan, saya kembali lebih nyaman pakai kacamata sampai sekarang. Ya sudahlah, toh yang membuat saya terlihat menarik bukan melulu dari pakai kacamata atau tidak, tetapi masih banyak faktor lain, misalnya senyum, kulit terawat (pe-er buat rajin skinkeran), muka segar karena cukup istirahat, dan tentu saja bahagia secara batin juga bakal bikin saya lebih bersinar.

Nah, enggak semua orang punya kesempatan untuk langsung tercerahkan. Membangun positive body image itu memang penting. Namun, tak kalah penting pula bagi kita untuk membantu orang lain memahami dirinya berharga dengan tidak menjatuhkan rasa percaya dirinya.

repeat the mantra!
pic : popsugar


Saya sudah post tentang #STOPbasabasibodi ini di akun Facebook dan Instagram saya. Silakan banget buat share dan repost supaya lebih banyak lagi wanita tahu serta terinspirasi untuk menciptakan hari yang lebih baik.


Seandainya kamu ingin ikut serta mendukung gerakan ini, kamu bisa kirim DM di Facebook, Instagram, atau e-mail saya, ya! Semakin banyak yang mendukung, semakin cepat dan mudah pula pesan positif ini tersebar serta tersampaikan kepada jutaan wanita Indonesia.

Your body loves you, love it back! Semoga kita bisa selalu menghargai tubuh ini dan juga menghargai tubuh orang lain. Bikin hari dan dunia ini lebih menyenangkan, yuk!




You Might Also Like

4 comments

  1. wah kalau aku memang tipe orang yang cuek kalau dibilang kok gemukan, tp mungkin bagi orang lain jd masalah ya apalagi pakai nyinyir segala

    ReplyDelete
  2. Halo, Mbak Tira!
    Maaf baru reply commentnya.

    Sebenarnya, tergantung juga sih siapa yang komentar. Kita bisa memilih buat cuek dan tutup kuping. Cuma sayangnya, mendiamkan pun malah seakan jadi pembenaran kalau komentar basa basi begini itu oke-oke saja. Padahal kita punya pilihan untuk bicara lebih sopan dan enggak nyakitin. Ini sih yang sebenarnya mau saya angkat, kalau ada pilihan lebih baik, kenapa enggak kita praktikkan?

    Thanks for visitng ya, Mbak! :)

    ReplyDelete
  3. Sukak banget sama artikel ini❤

    #stopbasabasibodi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih ya udah mampi dan komentar! Sayang, enggak cantumin nama dan link, jadi enggak bisa sapa namanya deh hehehe. Will be waiting for your next visit ;)

      Delete

Komen dulu yuk, Kawans!