Winda's Top Ten American 90's Teen Flick : Hura Haru Halu Masa Remaja

14.5.18




What up, Dawg?

Kenapa saya jadi gaya sok gaul ala-ala anak Amrik gini? Anak Amrik zaman 90-an, tepatnya, soalnya kali ini Back to the 90’s Battle bakal bahas halu masa muda sumber kegalauan masa ABG saya dan Asti : American teen flicks!

Secara spesifik, saya sebutkan film dan serial asal negara Paman Sam memang membanjiri masa remaja kita. Bisa ditonton lewat televisi, bioskop, maupun VCD, inilah penyatu geng pada masa seragam putih biru dan putih abu-abu.

Menurut artikel yang mengupas sejarah teen movie di situs The Guardian, film remaja sudah muncul di Amerika Serikat sejak akhir era 50-an. Film Round the Clock (1956) disebut sebagai film pertama yang ditargetkan untuk penonton remaja. Para abege tentu saja ingin tontonan yang segar dan menampilkan something that they can relate with. Sebut saja tema pemberontakan karena bentrokan nilai dengan orang dewasa, cinta pertama, persahabatan, fitting in with your peers, hingga pendewasaan diri (coming of age). Balutlah ide dasar dan premis cerita dengan aktor-aktris berwajah rupawan, musik top charts, dan gaya hidup yang trendi, jadilah sebuah teen flick yang membuat penonton muda tergila-gila.

Tidak sedikit keluar cibiran bahwa teen flick adalah film yang “dangkal” dan minim pesan moral. Well, tanpa bermaksud menabrak norma, saya hanya berkomentar, “Bukankah pada masa remaja kita semua seperti itu? Full of spirits, even we do lots of silly acts, and at many times, make stupid mistakes?”

Namanya anak muda, ditahan malah semakin kuat meronta. Jadi, mengapa tidak berikan sesuatu yang sesuai dengan kegelisahan mereka? Inilah yang akhirnya membuat teen flick menjadi tontonan yang betah diikuti, bahkan diulang berkali-kali.

Di era 90-an, ada dua kubu yang bertebaran soal teen flick. Kubu yang seperti permen kapas warna-warni, menyajikan kegembiraan dan hura-hura hidup. Kubu satu lagi, sebagai sisi gelap, memuntahkan ketidaksetujuan akan tatanan masyarakat yang menuntut kesempurnaan, luapan jiwa pemberontak, penantang dunia.

Saya akan bahas beberapa teen flick yang berkesan di masa remaja dulu, tepatnya di paruh kedua era 90-an (tahun 1995-1999). Untuk masa paruh pertama era 90-an, maaf tidak saya bahas ya, karena memang saya belum mengalami euforia teen flick pada masa itu. Saya akan kelompokkan per dua judul, berdasarkan kesamaan tema di dalamnya.

Here’s my teen flick super list, just for you!


1. The new age Shakespearean tale
Memahami sastra bukan sesuatu yang menarik bagi remaja. Bahasa yang terlampau berbunga-bunga, penuh metafora, mau bilang A kudu muter dulu ke O, P, Q; menghasilkan keruwetan di otak yang tak seberapa. Beruntunglah tangan-tangan kreatif menceburkan diri dan menjadikan karya-karya klasik sebagai premis utama kisah anak muda yang segar. Termasuk dua film abege yang sangat fenomenal ini, sama-sama diangkat dari karya sastrawan Inggris legendaris, William Shakespeare.

Romeo + Juliet
Tahun rilis : 1996
Sutradara : Baz Luhrmann
Pemeran : Leonardo Dicaprio, Claire Danes, John Leguizamo, Paul Sorvino



Cerita cinta paling tragis, Romeo and Juliet, sudah diadaptasi dalam berbagai bentuk dan versi. Namun, karya kontemporer dari sutradara bertangan dingin asal Australia, Baz Luhrmann (Moulin Rouge, The Great Gatsby) inilah yang paling menancap di dunia film modern. Berangkat dari budaya ala MTV, Luhrmann merancang latar cerita di area Verona Beach, New York dan perseteruan klan Capulet versus Montague diterjemahkan sebagai persaingan antar geng serupa mafia.
Leo dan Claire menampilkan chemistry luar biasa sebagai bad boy dan innocent girl yang saling jatuh cinta pada pandangan pertama lalu rela menantang dunia demi keabadian hubungan mereka. Ehm, kalau ingin lihat cowok-cowok macho, sepupu-sepupu Romeo dan Juliet juga boleh banget dilirik, lo! If you really into those kind of rebellious kind of guy.
Meskipun saya bukan penggemar Leo, tetapi film ini punya magnet lain, yaitu soundtrack yang keren! Lovefool dari The Cardigans yang digadang-gadang sebagai lagu tema utama memang paling melejit. But, my heart goes to The Wannadiess, You and Me Song.

10 Things I Hate About You
Tahun rilis : 1999
Sutradara : Gil Junger
Pemeran : Julia Stiles, Heath Ledger, Joseph Gordon-Levitt, Larisa Oleynik



Masih memegang tempat sebagai teen flick favorit saya, adaptasi dari The Taming of the Shrew ini dipandang sebagai salah satu film romantis remaja era 90-an dengan akting protagonis yang kuat tanpa meninggalkan kesegaran jiwa muda.
Bianca (Larisa Oleynik) adalah gadis populer yang digandrungi banyak cowok di SMA Padua. Tak terkecuali si anak baru culun, Cameron (Joseph Gordon-Levitt, dari dulu mainnya jadi tokoh hopeless romantic hehehe). Namun, belum ada yang berhasil menaklukkan Bianca, karena sang ayah overprotektif mengajukan sebuah syarat berat : Bianca boleh pacaran kalau Kat (Julia Stiles, one of her best acts)s, kakak perempuannya yang kritis dan judes, juga punya pasangan.
Terpilihlah Patrick (Heath Ledger), bad boy dengan reputasi tersohor, serigala jantan yang on par sangarnya dengan Kat, si macan betina. Semula hanya mendekati Kat atas dasar bayaran, Patrick dan Kat benar-benar jatuh cinta, membuat semuanya rumit.
Julia Stiles dan Heath Ledger adalah daya tarik utama film ini. Pasangan yang sama-sama keras, sekaligus menunjukkan kompatibilitas tinggi ini, tak ayal berperan besar mendongkrak popularitas film. Bagian favorit saya adalah ketika Julia membacakan puisi yang jadi judul film ini ’10 Things I Hate about You’ sebagai interpretasi dari soneta Shakespeare. Sesuai karakter Kat yang blunt, namun sangat penyayang terhadap orang-orang istimewa dalam hidupnya.


2. Get together, friends forever
Siapa sih yang bikin kita bertahan pada masa-masa sulit sebagai seorang abege? Tentu saja sahabat-sahabat tersayang, geng pertemanan yang lama-kelamaan mulai bertransformasi sebagai saudara. Melalui kekonyolan, kebahagiaan, dan kesedihan bersama; seperti yang dialami geng cowok dan cewek pada dua film ini.

American Pie
Tahun rilis : 1999
Sutradara : Paul Weitz & Chris Weitz
Pemeran : Jason Biggs, Chris Klein, Thomas Ian Nicholas, Eddie Kaye Thomas, Seann William Scott



Menjelang kelulusan mereka dari SMA, kuartet cowok Jim (Jason Biggs), Oz (Chris Klein), Kevin (Thomas Ian Nicholas) dan Finch (Eddie Kaye Thomas) membuat sebuah ikrar. Keperjakaan mereka harus lenyap di hari prom night digelar. Masalahnya, kecuali Kevin, tidak ada yang sedang memiliki pacar ataupun gebetan potensial untuk misi birahi ini. Belum lagi, ada Stifler (Seann William Scott) yang terus “merongrong” mental mereka untuk segera man up dan lepas dari status jomblo ngenes. Ternyata, melalui berbagai kejadian memalukan, geng perjaka ini belajar banyak tentang arti seks yang tak hanya hubungan badan semata.
Film ini mengangkat topik yang lumayan bikin panas dingin, ya. Bisa banget abege yang menonton jadi salah kaprah dan berpikir kalau sex defines your awesomeness. Saya dulu menonton ini bersama geng dan malah kita ngakak parah, apalagi lihat adegan Jim yang sexually awkward, termasuk adegan mastur dengan pai apel (yang kemudian jadi asal judul film ini).
Setelah American Pie, beberapa film yang melanjutkan perjalanan geng ini pun dirilis dalam waktu berbeda, mulai di masa kuliah, ketika Jim akan menikah, dan reuni setelah belasan tahun mereka resmi menjadi pria dewasa. Benang merahnya masih sama, kekonyolan dan kekompakan mereka yang enggak ada matinya.

Strike!
Tahun rilis : 1998
Sutradara : Sarah Kernochan
Pemeran : Gaby Hoffmann. Kirsten Dunst, Monica Keena, Heather Matarazzo, Merrit Weaver



Beralih ke film tentang geng cewek. Sebenarnya ada beberapa film yang mengangkat persahabatan cewek, tetapi saya kesengsem sama film ini karena ada histori ketika saya dan geng SMA dulu menonton film ini di bioskop.
Berlatar di tahun 1963, lima orang siswi sekolah swasta khusus perempuan, bersatu memberontak dengan cara mereka sendiri. Ada Odie (Gaby Hoffmann), Verena (Kirsten Dunst), Tinka (Monica Keena), Tweety (Heather Matarazzo), dan Momo (Merrit Weaver); menamakan diri mereka D.A.R. (Daughters of the American Ravioli). Masing-masing gadis memiliki mimpi dan kegelisahan sendiri, ingin keluar dari kungkungan aturan konservatif yang memusingkan.
Puncaknya, D.A.R. menyabotase sebuah acara yang dimaksudkan sebagai penanda bergabungnya sekolah mereka dengan sebuah sekolah swasta khusus laki-laki. Hasilnya tidak terduga, namun D.A.R. gigih memperjuangkan suara mereka dan berhasil menunjukkan bahwa girls can start a riot!
Film ini juga dibintangi oleh beberapa artis remaja yang populer pada era 90-an akhir, seperti Rachel Leigh Cook, Matthew Lawrence, Vincent Kartheiser, dan Hayden Christensen (yang perannya masih kecil dibandingkan pemeran lain). Tema yang diangkat, meski berlatar jadul, masih membahas hal-hal yang relevan hingga beberapa dekade ke depan, seperti losing your virginity, mengatasi rasa tidak percaya diri, coba-coba menentang aturan, dan seberapa keras kita mempertahankan apa yang kita anggap benar.


3. Which witch are you : B*tchy or Silly?
Masuk ke tema yang berbau fantasi, ngomongin dunia sihir dan remaja enggak ada habisnya. Namun, sebelum Harry Potter franchise mendobrak tema magic and teenagers di dekade selanjutnya, para penyihir abege di era 90-an didominasi oleh para cewek SMA dengan intrik-intrik yang tak jauh berbeda dengan dunia manusia : rebutin perhatian cowok dan trying hard to fit in.

The Craft
Tahun rilis : 1996
Sutradara : Andrew Fleming
Pemeran : Robin Tunney, Neve Campbell, Fairuza Balk, Rachel True



Siswi baru, Sarah (Robin Tunney), memasuki sebuah SMA di Los Angeles setelah masa lalu yang penuh problematika. Alih-alih berteman dengan remaja “normal”, sisi pemberontak membawanya bergabung dengan tiga gadis yang dijuluki geng penyihir : Bonnie (Neve Campbell), Nancy (Fairuza Balk), dan Rochelle (Rachel True). Ternyata, julukan “penyihir” berubah menjadi nyata. Keempat cewek ini meluncurkan mantra masing-masing demi ambisi pribadi. Yang tak mereka tahu, ilmu hitam menguasai dan membangkitkan monster yang menghancurkan hidup mereka.
Film-film horor dan thriller remaja punya pasar tersendiri di era 90-an. Film ini yang saya pilih, bukan film-film pembunuh sadis atau setan alas lainnya, karena tema witchcraft ini menarik untuk digali. Dengan promosi yang tergolong tidak heboh, film ini mampu meraih pendapatan nyaris empat kali lipat dari anggaran produksinya! Such a sleeper hit!

Sabrina the Teenage Witch
Tahun tayang musim pertama : 1996
Total musim : 7
Kreator : Nell Scovell
Pemeran : Melissa Joan Hart, Caroline Rhea, Beth Broderick, Nate Richert



Diangkat dari komik yang satu semesta dengan komik favorit Asti, Archie Comics, sitkom ini begitu menghadirkan kekonyolan seorang penyihir remaja yang tengah memantapkan ilmunya. Sabrina (Melissa Joan Hart) mengetahui dirinya punya kekuatan sihir di usia enam belas tahun. Tinggal bersama dua bibi penyihirnya, Hilda (Caroline Rhea) dan Zelda (Beth Broderick) yang umurnya sudah menyentuh lima abad! Didampingi oleh si kucing hitam nan jahil dan sarkastik, Salem, Sabrina menjalani masa muda untuk mengasah kemampuan sihir sekaligus mempertahankan cintanya dengan cowok manusia, Harvey (Nate Richert).
Ketertarikan saya terhadap sitkom ini didasari dua hal utama : latar dari semesta komik populer dan Salem yang jadi pentolan punchline pada adegan yang diperaninya. Sabrina digambarkan semodel cewek abege masa kini yang lebih dipusingin soal pacaran ketimbang hafalin mantra. Kalau aja enggak ada Salem yang galak, mungkin kelakuannya makin menjadi-jadi hahaha. Kisah cinta Sabrina mayoritas berputar dengan hubungan putus-sambung dengan Harvey (yang ternyata emang soul mate-nya).
Sitkom ini berawal dari film berjudul sama dan juga diperankan oleh Melissa Joan Hart. Siapa tahu kamu mau nonton juga sekaligus lihat Ryan Reynolds dua dekade lalu yang masih kinyis-kinyis, walaupun gaya tengil-tengil charming-nya udah nongol.


4. From plain girl to ‘it’ girl
Formula standar girl-next-door always win, menjadi pakem utama banyak film romantis remaja. Biasanya tokoh Plain Jane ini menyimpan karakter yang lebih cerdas, berperasaan, dan setelah melalui sebuah transformasi, sukses mengalahkan tokoh queen bee atau cewek populer yang hanya mengandalkan tampang. Dua tayangan super sukses ini adalah contohnya.

She’s All That
Tahun rilis : 1999
Sutradara : Robert Iscove
Pemeran : Rachel Leigh Cook, Freddie Prinze, Jr., Jodi Lynn O’Keefe, Paul Walker



Putus dari pacar queen bee-nya, Taylor (Jodi Lynn O’Keefe) kurang dari dua bulan sebelum prom night, membuat Zack (Freddie Prinze, Jr.) kesal berat. Popularitasnya sebagai cowok nomor satu di SMA serta merta tercoreng. Terprovokasi oleh taruhan dari sahabatnya Dean (Paul Walker), Zack menyetujui untuk mendekati Laney (Rachel Leigh Cook), si kikuk dari jurusan Seni, untuk diubah menjadi prom queen menyaingi Taylor. Seiring kedekatan mereka dan Laney yang ternyata menyimpan kecantikan luar dalam, Zack beralih memperjuangkan cintanya untuk Laney, meskipun diam-diam Dean dan Taylor berusaha menjegal.
Dengan premis klise dan alur cerita yang mudah ditebak, Freddie Prinze, Jr. menyelamatkan film ini dengan sangat gemilang. Kalau boleh diganti judulnya menjadi He’s All That, karena pesona Mas Ganteng ini membuat film mengalir dengan natural. Sebagai cowok populer, tipe jock, yang biasanya belagu dan sok kecakepan, justru karakter Zack disajikan manis dan romantis. Satu senyum sejuta watt dilempar olehnya, langsung membuat semua dialog lawan mainnya menguap di udara hahaha. And yes, it’s the late Paul Walker from Fast and Furious franchise who act like a real jock.

Dawson’s Creek
Tahun tayang musim pertama : 1998
Total musim : 6
Kreator : Kevin Williamson
Pemeran : James van der Beek, Katie Holmes, Joshua Jackson, Michelle Williams



Kedatangan cewek kota besar Jen (Michelle Williams) di Capeside membuat dunia Dawson (James van der Beek) jungkir balik. Cinta monyet yang dirasakan cowok kutu buku penggemar film ini berubah menjadi lebih dalam seiring hari berganti. Padahal, sahabat karibnya, Joey (Katie Holmes) diam-diam menyimpan perasaan untuk Dawson sejak lama. Hingga pada suatu malam, Joey mengikuti kontes homecoming, menjalani make over yang membuat kecantikannya bersinar terang. Tak hanya mata Dawson yang terbelalak dan terpesona, Pacey (Joshua Jackson), cowok bengal yang selama ini mengusilinya, ikut jatuh cinta.
Menutup era 90-an, serial ini bisa dibilang menjelma menjadi sebuah cult di area romansa remaja dan dewasa muda. Jujur, saya tidak menyangka, Kevin Williamson yang sebelumnya dikenal bertangan dingin menghadirkan film-film thriller seperti I Know What You Did Last Summer, Scream, dan Halloween H20, mampu membuat serial semanis dan senelangsa ini. Namun jujur saja, saya paling menikmati musim pertamanya, ketika semua tokoh masih berakting segar dan malu-malu, plus geregetan melihat Joey yang tak berani juga mengungkapkan perasaannya pada Dawson.


5. Savior of the world
Nah, masuk ke genre fantasy-action-thriller, saya akan ajukan satu film dan satu serial yang berhasil memompa adrenalin setiap menyaksikannya. Ketika dunia kita terancam bahaya, baik oleh serangan alien dari luar angkasa maupun Iblis dimensi berbeda, selalu ada jiwa-jiwa pemberani yang siap menumpas.

The Faculty
Tahun rilis : 1998
Sutradara : Robert Rodriguez
Pemeran : Elijah Wood, Josh Hartnett, Shawn Hatosy, Jordana Brewster, Clea Duvall



Sekelompok siswa SMA Herrington High, Ohio, tak menyangka, sekolah mereka berada di bawah kendali bangsa alien. Casey (Elijah Wood), Zeke (Josh Hartnett), Stan (Shawn Hatosy), Delilah (Jordana Brewster), dan Stokely (Clea Duvall); menyingkap tabir guru-guru mereka terinfeksi oleh makhluk aneh dan keji dari luar angkasa. Dengan narkoba buatan Zeke yang mampu menjadi penangkal, mereka menantang maut untuk menghabisi sang ratu alien, yang bersembunyi di balik kedok salah satu orang terdekat mereka.
Film ini berisikan sederet nama besar, baik teenage sensation yang pada masa dewasa pun masih berjaya dan aktor-aktris yang sudah lebih dulu populer seperti Salma Hayek, Famke Jansenn, dan Robert Patrick sebagai guru-guru Herrington High. Kepiawaian Robert Rodriguez (From Dusk Till Dawn, trilogi Desperado, Sin City) dalam mengolah ketegangan dan keterlibatan Kevin Williamson si Raja Thriller Remaja dalam screenplay, mengasah area teknik film ini menjadi lebih dari sekadar parade bintang remaja biasa. Saya menyukai geng penyelamat dunia ini terdiri atas berbagai lapisan dalam ekosistem SMA, mulai dari si kutu buku, si outcast, si atlet, si ambisius, sampai si anak baru. Anyone can be the hero and save the world today.

Buffy the Vampire Slayer
Tahun tayang musim pertama : 1997
Total musim : 7
Kreator : Joss Whedon
Pemeran : Sarah Michelle Gellar, Nicholas Brendon, Alyson Hannigan, Charisma Carpenter, Anthony Stewart Head



Terpilih menjadi seorang Slayer, masa remaja Buffy (Sarah Michelle Gellar) berubah dalam sekejap. Tak ada waktu untuk mencari teman kencan, karena malam hari ia harus menumpas iblis, vampir, dan segala kekuatan hitam dengan gagah berani. Dibantu oleh mentornya, Giles (Anthony Stewart Head), serta Scooby Gang : Xander (Nicholas Brendon), Willow (Alyson Hannigan), dan Cordelia (Charisma Carpenter); Buffy menjadi pendekar supranatural yang bersembunyi di balik make up dan gaya stylish saat hari terang.
Jagoan remaja cewek paling keren pada masanya, pasti tak ada yang menampik kalau Buffy merebut tahta ini. Bahkan, saya sendiri mengagumi, gaya Buffy yang edgy terlihat lebih keren ketimbang serial remaja lain yang terlalu bubbly dan warna-warni. Jauh sebelum Bella Swan pacaran dengan Edward Cullen, Buffy sudah terdepan dalam soal prestasi berhubungan mesra dengan cowok vampir, Angel. Kisah si vampir terkutuk ganteng bin macho yang juga menarik banyak perhatian fans, akhirnya menjadi sebuah serial terpisah alias spin-off dengan judul seperti namanya, Angel.


Masih banyak film dan serial remaja yang begitu berkesan di era 90-an. Walaupun sempat sembunyi-sembunyi nonton, karena konten beberapa film dan serial yang tergolong “berani”, atau dicela karena dianggap isi cerita yang “dangkal”, saya tidak menyesal pernah menonton dan menyukai teen flick. Ragam tontonan membantu saya berimajinasi lebih luas, apalagi saat membuat cerita fiksi. Saya jadi kangen ingin menonton kembali beberapa judul di atas, sambil cekikikan melihat tampang mulus beberapa seleb di masa culunnya.

Asti juga ikutan share apa American teen flick kesayangannya. Kamu bisa lihat referensi judul-judul lain yang sayang kalau dilewatkan.

Kalau kamu bagaimana? Apa American teen flick favoritmu? Share di kolom Komentar, dong!




You Might Also Like

1 comments

  1. sungguh satu daftar film yang kembali berbeda 😆

    ReplyDelete

Komen dulu yuk, Kawans!