Membongkar Kenangan Nista Penuh Cinta Masa Sekolah Era 90-an

20.5.18




Heyhoy, Kawans!

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan, ya! Semoga segala amal ibadah kita di bulan suci ini dimudahkan, dilancarkan, dan mendatangkan banyak berkah, aamiin!

Back to the 90’s Battle edisi kali ini akan membawa kita mengingat masa-masa nista, namun penuh cinta. Yak, masa sekolah, masa jadi anak berseragam, yang penuh harapan, cita-cita, dan tingkah yang bikin orang tua mengurut dada.

Saya sendiri mengalami tiga masa sekolah di sepanjang era 90-an. Masa SD di tahun 1989 sampai 1995, masa SMP 1995 sampai 1998, dan sisanya di masa SMA. Jadi, lengkap ya saya merangkum era favorit ini dalam tiga masa pendidikan yang berarti daftar aibnya juga makin panjang hahaha!

Saya pun mengalami berada di dua habitat berbeda waktu sekolah. TK dan SD saya adalah sebuah sekolah swasta kecil di pinggiran Jakarta Timur. Saya biasa pulang pergi berjalan kaki, melewati daerah slum, alias kampung. Kadang-kadang kalau sedang kumat geje-nya, saya memilih rute memutar untuk pulang dengan menyeberangi kebun timun, demi mencicipi petualangan.

Selepas SD, saya masuk di SMP lalu lanjut SMA dari sebuah sekolah swasta bergengsi di wilayah Jakarta Timur. Di sini mayoritas siswa berasal dari keluarga menengah ke atas, atau dalam bahasa 90-an : borju. Namun, saya masih tetap si culun dengan tingkah dan pikiran absurd selama ada di kalangan para angsa putih ini. I found some confidantes, best buddieseven though had several teenage nightmares during my school years.

Dalam perjalanan sebelas tahun masa sekolah itu (I luckily gained a wild card to finish high school one year earlier), saya punya banyak kenangan yang saking berkesannya, mau banget kalau disuruh ulang lagi. Apalagi sempat mencicipi profesi guru selama lima tahun, saya sering membandingkan anak sekolah jaman now dengan masa cimit dulu.

Pasti setuju kalau anak 90’s itu adalah perpaduan generasi old yang serba manual, mandiri, dan banyak akal dengan generasi kenal teknologi digital yang kekinian. Inilah yang membuat generasi 90-an lebih fleksibel dan punya segudang ide kreatif dalam merespons sesuatu.

Tanpa banyak ngoceh dan bikin kamu ngantuk, ini dia cuplikan masa sekolah di era 90-an yang masih terus melekat dalam ingatan.


THE LOOKS
Siapa sih yang enggak pengin kelihatan kece, walaupun masih ingusan dan duduk di bangku sekolah? Tak peduli tampang pas-pasan, sebisa mungkin gaya pol-polan demi eksistensi dan reputasi mengilap di depan teman dan gebetan.

Rambut
Meniru gaya idola tentu sudah ada di benak siapa pun, termasuk para anak sekolah.Salah satu gaya seleb favorit yang langsung dibikin kembar adalah gaya rambut. Biasanya, gaya rambut ini baru mulai jadi kesadaran mode setelah kita memasuki masa remaja.
Waktu SD sih, gaya rambut standar aja ya. Yang anak cewek dikuncir kuda atau dikepang. Aksesorisnya yang imut-imut, bisa jepit (pakai ornamen kupu-kupu yang paling laku), bando, bandana (demi mirip Anna dari telenovela Amigos), karet rambut warna-warni, atau pita. Yang anak cowok pun cepak standar. Maklum, potong rambut pun masih di salon kompleks atau lapak cukur Asgar (Asli Garut).
ana pakai bandananya - amigos x siempre
pic from kapanlagi.com

Satu hal yang sangat ditakuti di masa SD ini adalah kalau ada teman kita yang kutuan! Kampretnya, saya pernah ketularan kutu dari seorang teman sekelas waktu kelas 4 SD. Peditox dan sisir serit pun jadi penyelamat (sekarang ada paketannya di lapak e-commerce!). Sayang, hati saya keburu dongkol dan menyumpahi teman yang sudah mengirimkan kelaknatan ini dalam masa kecil indah saya.

laskar pencari kutu
pic : meme comic indonesia on twitter


Memasuki masa SMP dan SMA, ada beberapa gaya rambut yang populer banget. Di kalangan cowok, demam boyband menjadikan gaya bel-teng alias belah tengah pun bertebaran ke seantero sekolah. Walaupun siap-siap aja, kepanjangan dikit langsung jadi sasaran gunting guru BP hahaha. Buat  yang ngaku anak brit, rambutnya dibikin poni ke depan mirip Liam dan Noel Gallagher dari Oasis.

gaya rambut belah tengah
pic : selipan.com
(makhluk gaib di kiri atas abaikan ya hahaha)

liam and noel gallagher from oasis
pic : junkee.com
Sedangkan anak cewek, kamu tinggal pilih, mau gaya feminin atau tomboy? Gaya feminin diwakili oleh model shaggy Jennifer Aniston, si Rachel dari serial Friends. Kubu satu lagi, pasukan rambut pendek, pentolannya Demi Moore dengan gaya pixie-like dari perannya di film Ghost. Dari seleb lokal, ada Nike Ardilla, yang potongan rambut bob-nya sempat digandrungi juga. Mau ekstrem? Babat cepak rambutmu, meniru Sinead O’Connor dan Dolores O’Riordan-nya The Cranberries!

jennifer aniston - friends
pic : yahoo
demi moore - ghost
pic : weheartit.com

(almh.) nike ardilla
pic : wowkeren.com


(almh.) dolores o'riordan - the cranberries
pic : youtube


Sepatu
Ini dia yang suka bikin keki. Banyak sepatu bermodel dan berwarna-warni di pasaran. Tapi, untuk sekolah, sepatu warna hitam dan kaus kaki putih itu hukumnya wajib buat dipakai. Terpaksalah sepatu LA Gear dengan lampu nyala-nyala kebanggaan disimpan dulu dan hanya dikenakan kalau ada acara. Untunglah, saya hanya mengalami ini waktu SD karena SMP dan SMA saya tidak mewajibkan ketentuan ini. Jadilah saya bebas menentukan warna sepatu dan kaus kaki di masa remaja.
sepatu la gear yang nyala-nyala
pic : yukepo.com

Untuk anak sekolah negeri, biasanya sepatu sudah disediakan oleh sekolah. Modelnya? Ya ala-ala sepatu Warrior gitu yang dipakai Dilan. Sebelnya, kalau pertumbuhan kita terlalu heboh, siap-siap saja enggak kebagian ukuran. Ini yang dialami oleh adik saya yang kakinya waktu SMP saja sudah 44! Sementara di sekolah hanya menyediakan sampai nomor 42. Jadilah dia mencari sepatu hitam sendiri yang tetap pakai syarat, harus hitam dan model sederhana.

sepatu warrior
pic : lifestyle.okezone.com
Waktu SMP, merek skatewear dan surfwear naik daun jadi pilihan para abege. Sepatu Converse, Airwalk, dan DC masuk ke daftar wajib punya. Warna-warnanya pun balik ke basic color yang enggak jreng, karena penginnya kita kelihatan rebellious. Untuk yang demen warna-warni dan high class, cewek-cewek ada yang melirik Esprit dan United Colors of Benetton (meskipun ini jelas bukan selera saya).

90's skate shoes
pic : quartersnacks.com

Surut dari era ini, masuklah ke era sneakers dengan merek ternama, terutama Nike, diikuti Adidas dan Reebok. Apalagi di masa SMA, banyak yang tergila-gila oleh olahraga, seperti sepakbola dan basket. Khusus anak cewek, kaus kaki panjang pun wajib jadi pelengkap. Gayanya mirip geng AADC di film pertama gitu, Kawans!

gaya anak sma akhir 90-an mirip geng AADC1
pic : malesbanget.com


THE TOOLS
Tanpa amunisi perang ini, mana bisa kita menjalani hari-hari melelahkan di sekolah dengan lancar? Seperangkat alat tulis adalah barang yang wajib siap di dalam tas sekolah. Tak jarang juga mereka kita harapkan jadi kado di hari ulang tahun. Apa saja ya?


Penghapus
Ada dua macam penghapus yang paling saya ingat. Pertama, penghapus abjad. Bentuknya bujur sangkar, dengan warna putih pada badan dan ujungnya berwarna hijau. Disebut penghapus “abjad” oleh saya, karena di bagian depan penghapus, biasanya tercetak ada satu huruf dan contoh benda berawalan huruf tersebut, mirip di buku belajar abjad. Penghapus yang cuma menang wangi doang ini sebenarnya kurang berfungsi karena kalau dipakai menghapus, malah bikin kertas tambah kotor.

aneka penghapus atau setip 90-an
pic : generasi90an on twitter

Namun, tidak ada yang seepik penghapus yang kedua, penghapus pulpen. Seharusnya sih, penghapus ini berguna untuk menghapus tinta pulpen. Namun, apa yang terjadi? Saat kita berusaha menghapus, yang hilang malah kertasnya, alias bikin kertas bolong! Makanya, penghapus ini saya nobatkan sebagai alat tulis paling enggak berguna! Syukurlah ada tip-ex yang lebih bermanfaat untuk mengoreksi tulisan yang salah.


Pensil dan pulpen
Pensil dan pulpen adalah nyawa kita di sekolah. Tanpa mereka, palingan kita bengong macam sapi ompong di kelas. Pensil standar yang biasa dipakai adalah si belang merah-hitam dengan penghapus tempelan (yang baru dipakai hapus, udah pocel dan hilang, serta kertas jadi hitam). Kalau ada duit lebih, bisa bergaya pakai si biru Staedler atau si hijau Faber-Castell.
Buat anak cewek SD, pasti doyannya pensil warna-warni yang terdiri dari beberapa isi mirip peluru. Kalau sudah tumpul, si peluru ini dicabut dan dimasukkan ke bagian belakang.

pensil anak cewek 90s
pic : kincir.com
Untuk pulpen, merek Pilot masih jadi legenda. Meskipun begitu jatuh, pulpen ini biasanya langsung bocor atau enggak nyata lagi tintanya. Untuk yang setipe, ada merek Zebra. Sebelnya, saking pasaran semua anak pakai pulpen ini, sering banget ketuker. Satu pulpen bisa bertahan sehari itu udah prestasi, Cuy!

pulpen pilot yang melegenda
pic : idn times

Jangan lupakan juga, isu pulpen wangi narkoba yang bikin ortu kita ketar-ketir.

isu pulpen wangi bonus narkoba
pic : generasi90an
Yang borju, biasanya bergaya dengan pakai pena ala arsitek dan desainer, biasa kita sebut Rotring. Ciri tulisan pena ini adalah tulisan yang tipis dan lebih rapi. Harganya mahal, kudu diisi ulang dengan tinta. Ujung runcingnya bisa bikin hubungan pertemanan ikut meruncing kalau kamu enggak sengaja jatuhin sampai si jarum ujungnya bengkok.

rotring dan tinta isi ulangnya
pic : pricearea

Tempat pensil
Saya ingat betul, tempat pensil adalah benda yang paling memenuhi tas waktu SD dulu. Gimana enggak, dengan isi yang hanya sedikit, saya bawa tempat pensil gede dan berat. Model tempat pensil ini adalah tipe banyak kompartemen. Di dua sisi bisa dibuka, terus ada laci-laci kecil pula, lengkap dengan rautan yang sudah terpatri di dalam.

tempat pensil nan ribet
pic : idn times

Biasanya kalau anak cowok, si tempat pensil ini bisa berubah bentuk jadi robot. Sudah dipastikan tempat pensil ini berubah fungsi jadi mainan, ketimbang manfaat aslinya.


Penggaris
Tidak hanya untuk membuat garis selurus mungkin, penggaris menyimpan fungsi lain bagi saya masa sekolah dulu. Satu, saya terbantu menghafal perkalian lewat penggaris. Kok bisa? Ya, ada penggaris yang memiliki tabel perkalian di baliknya. Penggaris ini pula yang kemudian sering disita saat ulangan matematika demi menghindari kecurangan.

penggaris perkalian
pic : karya babah antik
Dua, penggaris yang punya bolongan motif bunga-bunga. Penggaris ini sering saya pakai untuk membuat motif-motif doodling.

penggaris pola kembang
pic : elevenia
Tiga, penggaris yang bisa dijadiin gelang, bikin tangan jadi merah-merah! Sumpah, ini penemuan brilian sih menurut saya!

Penggaris gelang
pic : generasi 90an via twitter


Buku tulis dan gambar
Sinar Dunia dan Kiky adalah dua merek buku tulis yang sejak dulu jadi favorit para anak sekolah. Meskipun harganya cukup tinggi, namun kertas dari buku tulis merek ini kualitasnya jempolan, alias enggak gampang tembus.
Untuk buku gambar, pasti inget deh sama merek AA. Sampulnya khas, si emoji bulat kuning yang berekspresi senyum.

buku gambar AA dengan ikon emoji terkenalnya
pic : omjoni.com
Anak-anak yang mau selangkah di depan, memilih punya binder sebagai buku catatan. Ala-ala anak kuliah gitu, deh! Tapi tentu saja ada motif terselubungnya. Apalagi kalau bukan koleksi dan tukar-menukar kertas binder yang motifnya lucu-lucu, yang khusus disimpan saja bukan untuk ditulisi.

siapa yang dulu koleksi kertas binder?
pic : idn times


THE FOOLISH ACTS THAT (WE THOUGHT) WERE SO COOL
Apalah arti jadi anak sekolah kalau isinya duduk manis, tangan terlipat di meja, ekspresi lurus kosong macam robot? Saya memang bukan trouble maker amat sih masa sekolah dulu. Ada saatnya saya memerhatikan guru. Namun, banyak kesempatan juga saya jadi anak iseng dan kadang berantem-beranteman di kelas. Ini dia beberapa daftar dosa yang saya temui masa sekolah dulu.


Cela-celaan pakai nama orang tua
Udah tahu sih ini sangat enggak sopan dan dosa. Tapi, kok ya nagih buat dilakuin? Dari masa saya SD, SMP, lalu SMA, cela-celaan pakai nama orang tua ini semacam eksis terus. Mau di sekolah pinggiran ataupun elit, kelakuan minus ini sudah mendarah daging di dalam kelas. Sebisa mungkin, kalau baru masuk, nama orang tua dikekepin sebagai rahasia. Walaupun begitu kamu enggak masuk sekolah dan nama ortu tercantum di surat izin, atau ada yang iseng intipin buku raport, hidup damai otomatis kelar!

nah lho, hati-hati salah manggil!
pic : 1cak


Anak cowok ngintipin rok anak cewek
Ingat rautan bulat warna-warni dengan kaca di bagian depannya? Saya sampai sekarang enggak habis pikir. Buat apa ya menaruh cermin pada alat tulis yang jelas enggak butuh juga fitur itu. Apakah si pembuat berpikir buat ngacain pensil sebelum dan sesudah diserut macam acara makeover edisi pensil?

etdah, minta disleding nih anak-anak cowok!
pic : andumhumor.com

Si kaca yang geje ini akhirnya dipakai oleh anak-anak cowok mesum buat ditaruh di sepatu. Nah, mulai deh mereka bergerilya, ngintipin celana dalam anak-anak cewek berbekal si kaca di ujung sepatu itu. Nyebelin kan? (Eh kamu yang ketawa baca ini, ngaku deh dulu pernah jadi pengintip!)
Saya dulu jadi sering dengan tega nginjekin sepatu anak-anak cowok iseng ini. Abis sebel aja, mereka pun suka enggak modal dan congkelin rautan-rautan orang. Lengkap sudah masuk daftar sledingan saya zaman dulu.


Perang kapur
Mayoritas sekolah di era 90-an masih memakai blackboard dan kapur tulis sebagai sarana pengajaran. Buat para murid kurang kerjaan kreatif, tentu saja ini jadi lahan keisengan baru. Pertama, kapur-kapur yang udah pendek, sering dikumpulin. Terus, jadiin peluru deh dilempar-lempar atau dicoretin ke celana dan rok teman sekelas.

bedakan instan
pic : cakmol.top

Kedua, penghapus papan tulis yang penuh bubuk kapur, malah dijadiin “bedak dadakan”. Templokin ke pipi, jadi deh muka badut instan!


Bikin kode rahasia
Temen yang comel dan ember pastilah jadi orang yang paling dihindarin di kelas. Gimana caranya supaya enggak ketahuan saat ngobrol? Bikinlah kode rahasia. Ada yang pakai bahasa “gagagugu” alias menyelipkan huruf “g” pada kata-kata yang kita hendak sampaikan. Ada yang pakai “asahab kilab” yang membalikkan kata, eja dari belakang ke depan.

coba apa artinya?
pic : kaskus
Mau yang lebih canggih? Tulislah dengan menggunakan kalkulator yang layarnya dibalik. Semoga aja si mulut bocor itu enggak ngerti semua persandian yang lagi kamu gunakan.


sandi kalkulator
pic : id.wikihow


WHEN TEACHERS BEING FREAKY
School means fun and everything’s cool, until teachers showed up. Hayo, siapa yang dulu berpikir begini? Terasa banget sih, guru-guru di era 90-an yang lebih oldschool, setelannya “kenceng” melulu sama murid. Sampai tindakan-tindakan ini bikin banyak murid keselnya tersisa sampai sekarang.


Pemeriksaan kuku
Tiap hari Senin, selain upacara bendera, hal satu ini yang bikin murid panas dingin. Kuku-kuku diperiksa satu-satu. Yang panjang, apalagi item-item, langsung dapat “hadiah”. Geplakan mesra dari penggaris kayu, lumayan bikin cenat-cenut tangan dan hati. Sambil ngomel dalam diam, langsung nyesel kenapa tiap hari Minggu keasyikan nonton TV sampai lupa potong kuku.

pic : jogja tribunnews

Siapa pulang duluan?
Di akhir jam sekolah, padahal perut udah laper, mata sepet ngantuk, guru malah bikin jam pulang makin lama. Biasanya, yang dibolehin pulang duluan adalah di antara dua ini : yang duduknya paling rapi atau bisa jawab pertanyaan dari guru. Duduk senewen atau bengong gara-gara pas tadi diterangin kita enggak merhatiin? Selamat menjadi si kuncen kelas, pulang belakangan!

pic : brilio

Hukuman bikin pegel dan sebel
Siapa yang selalu teringat adegan awal serial kartun The Simpsons? Bart selalu melakukan hukuman yang sangat populer di era 90-an. Menulis sepanjang jalan kenangan tentang pelanggaran atau kenakalan yang telah kita lakukan. Di Indonesia sih, biasanya guru enggak nyuruh lakuin itu di papan tulis, tetapi pindah ke kertas folio bolak-balik.



pic : bart's blackboard
Apakah murid mengerti dan jadi kapok? Yang ada sih tangan pegel, hati sebel, dan besoknya ngulangin lagi hahaha!
Selain itu, hukuman berdiri satu kaki sambil pegang kuping dan dijemur sambil hormat tiang bendera juga jadi favorit para guru.

pic : vebma

Kenapa ya? Biar kita jadi seleb sekolah dan diolok-olok satu alam semesta? Yang pasti, siap-siap aja muka belang dan terbakar matahari. Anggap aja latihan sunbathing sebelum kesampaian begitu di Bali.


Gile, saya meracau udah nembus dua ribu kata aja! Padahal, masih banyak hal-hal lain yang dulu terjadi di masa sekolah era 90-an kita, ya!

Asti juga udah bongkar kenangan sekolah 90-an versinya, di posting blog satu ini, lho!

Gimana kalau kamu ikutan share, apa kenangan masa sekolah di era 90-an yang bikin kamu masih teringat terus sampai sekarang? Tulis di kolom Komentar, ya!


You Might Also Like

5 comments

  1. CERMIN PENGINTIP OMGGG 😂😂😂😂😂😂😂 Emang aib anak" cowok tuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngeselin abis kalo udah begini, haishhhh!! Terus adaaaa aja akalnya gimana bisa naro kaki pas di bawah rok kita.

      Delete
  2. Aslik ngakak mulu baca tulisan ini. Berasa liat akun meme tapi cukup sekali skroll aja ��

    Yg masih keingetan sih manggil nama ortu, secara aku paling sering kena �� trus kurang satu versi aku, penggaris kayu panjang punya guru yg hobinya dipake buat mukulin muridnya ������

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ampun, berasa masuk ke akun Dagelan dan 9Gag ya? Hahahaha!

      Mistar kayu itu kesebut dikit di bagian periksa kuku. Soalnya biasanya dijebredin ke tangan yang kukunya panjang dan item-item. Traumatis banget dah kalo liat penggaris kayu panjang, bukan sebagai fungsi aslinya.

      Thanks ya udah mampir ke sini, Cin!

      Delete
  3. Kangen temen2 zaman dulu hahahahaha... Aku pernah ngerasain kena lempar penghapus kapur itu hahahah.. Saking nakalnya. Trus yg cela2 nama ortu, aku kan batak ta, marga pasaribu. Ya ampuuun sekuat tenaga itu aku sembunyikan dr temen2 wkwkwkwk. Krn udh pasti diejeklah. Dan aku selamat sampe smp doang. Abis itu ada anak temen nya papa yg tau, dan menyebarlah marga papaku hahahahah

    ReplyDelete

Komen dulu yuk, Kawans!